berakit-rakit ke
Jawa, berenang-renang ke Kalimantan
bersakit-sakit
awalnya, bersenang-senang kemudian...
Bulan
Oktober berlalu dengan segenap rasa galau nano-nano. Tak hanya itu, semua
kejadian berbentuk ujian datang, terutama masalah-masalah di kantor yang
membuat saya males ngapa2in, maunya moloor aja di kasur dan bangun-bangun udah
tanggal 25 saatnya cuti dan pulaaaaaangggg. Ah tapi itu hanya mimpi, karena
semuanya harus dihadapi. Yeeeaaaaah....! >,< /’
Ada
yang galau mendengar kabar saya mau menikah, ada yang kurang senang dengan
kabar bahagia ini, ada yang sempat harus merenovasi hati *(uuups, maap-maap...
:D ) , ada yang wajahnya semringah bahagia minta segera ditularin, ada yang
legaa akhirnya saya laku juga, nano-nano deh reaksinya...haha.. Dan semuanya
cukup disenyumin dan diterima dengan kelapangan... :D
Ada
yang cukup menguatkan adalah nasihat dari Mpok Ely ( ibu asrama bagian
konsumsi) katanya dengan logat betawinya, “Emang daaah Mba Windi, kalo mau
nikah itu ujiannya banyak ada-ada baeee daah, yang sabaaaar bae yak menunggu hari
bahagia yaaa...”. Memang benar juga kata Mpok Elly, tak ada kebahagaiaan yang
diraih tanpa peluh dan air mata... #Eeeaaa,..... :p
Ini beberapa cuplikan
kejadian memesona menuju hari bahagia:
Memang
ini saat-saat yang cukup berat, berulang kali saya berorganisasi baru kali ini
saya merasakan iklim yang benar-benar menyeramkan. Menyudutkan, memojokkan,
fitnah, iri-dengki, hujatan itu tertuju pada saya...iiiihhh sereeeem deh
pokoknya!. Dari sini saya benar-benar belajar langsung dalam sebuah
laboratorium organisasi dunia kerja yang nyata horornya. Bersyukur saya hanya
diam tak mengambil pusing, karena ternyata perlahan Allah menunjukkan bahwa
yang benar itu adalah benar dan yang curang bin usil itu benar-benar curang. “Becik ketitik olo ketoro “ itu Bahasa
Jawanya.
Ada potongan nasihat
penguatan dari Ibunda pimpinan saya ketia saya dalam keadaan terpojokkan tak
berdaya oleh fitnah, hujatan dan keirian rekan-rekan saya:
Sabaar ya mbak, biarlah waktu yang akan menjawab semuanya, waktu akan menunjukkan bahwa yang benar adalah benar dan yang curang akan nampak”.Ibu sangat berkenan untuk terus berbagi ilmu bersama dan yang berpotensi tak akan lekang oleh waktu, tindakan mereka itu adalah bukti ketidaksukaan terhadap kelebihan yang lain. Ibu benar-benar tahu kok mana yang tulus dari hati dan dibuat-buat.”Sudah yaaa, yang lalu biarlah berlalu, tatap hari esok yang bahagia yaa....”
Luaaarrr biasaaa, itu
semua adalah kejujuran dari seorang pimpinan yang benar-benar jujur mengenakan
kacamata objektifitas dalam memandang satu-persatu pasukannya. Saya pun semakin
terpesona dengan sikap-sikap Ibunda ini. Dari sini juga saya belajar bahwa
suatu hal yang kita kerjakan dengan ketulusan dari hati maka akan sampai ke
hati. Saya belajar bahwa setiap orang yang datang dari tanah yang berbeda itu
berpengaruh pada perbedaan karakternya juga. Saya pun belajar bahwa nasihat
terbaik adalah teladan. Pun saya belajar bahwa apa yang kita dapatkan itu
berbanding lurus dengan apa yang kita berikan, ketika kita menginginkan
perlakuan baik dari orang lain maka disitu juga kita harus memberikan yang
terbaik untuk orang lain.
***************
Persiapan Outbond @ Curug Naga |
Dicemongin oli sama bocah-bocah senat :D |
Ada
yang lebih tidak wajar lagi mungkin bagi beberapa pembaca yang meyakini dan
melakoni proses “pingitan” bagi calon manten. Percaya atau tidak, H-10 hari
saya masih mendaki naik-turun gunung di Curug Naga Megamendung Bogor
mendampingi senat mahasiswa yang sedang mengadakan kegiatan tafakur alam dan
baksos di sana. Ahhh, dunia mahasiswa memang selalu mempesona dan saya suka! :D
Outbond dengan medan yang curam dan mendaki, menyeberang sungai dan bebatuan
besar adalah hal yang menyenangkan.
Ada yang lebih mengesankan adalah terjun ke
suangai yang dalamnya 6 meter dan tinggi tebingnya 5 meter dari permukaan air,
oh woooow! :D Ada degup kencang saat kaki hendak meloncat ke sungai, fikirku
dihantui oleh akad nikah yang tinggal 10 hari lagi, akhirnya dengan kalimat
takbir sayapun terjun ke bawah.... *Mak byuuuuuuuurrrrrrrrrr..........!!! “Petakilan
banget ini calon manten yak”, kata beberapa mahasiswa saya. “Ah..sabodo teuing
ah....yang penting selamat...” gumam saya sambil ketawa-tawa..haha :D
Bersiap terjuuun.... *byuuuurrrr...! |
Akhirnya sampailah juga di hari Rabu
24 Oktober 2012, saatnya pulang ke rumah rehat sejenak dari aktifitas kerja
kantoran yang melelahkan, yuuuk siapkan hari bahagia. Tidak berhenti di sini,
ujian yang lain masih mau mampir juga di hari ini. Yak, saya dan hepi
ketinggalan bis yang akan saya tumpangi mudik. Sudah bayar lunas, sudah dapet
tiketnya hanya gara-gara Rapat_inggenah
membahas keriweuhan iklim internal kantor yang sudah panas dingin dengan fitnah
dan kecemburuan. Mau tidak mau yaaa harus beli tiket lagi, pas buka dompet
ternyata uang kosong, ATM mlompong. Yuuk, ambil jalan tol tang-mengutang dulu
laaaah..hahaa :D. Bersyukur dapet pinjeman Rp 300.000 buat beli tiket bis
abal-abal “Harta S*nj*ya” berdua sama Hepi yang sepanjang jalan bisnya bunyi “kriiit-kriiit”
dan ternyata cuma kembali Rp 10.000 naah pas banget buat beli nasi goreng untuk
makan malam. Waaah, sepertinya tidak bisa dilanjutkan ceritanya, karena semakin
ke sana semakin mengenaskan. Pokok intinya adalah itu mudik pertama dan
terakhir dalam keadaan penuh derita, sudah ketinggalan bis, dapet bis
abal-abal, ga ada uang sepeser pun hanya sekedar beli tahu asin atau aqua.
Miriiiis deeeh pokoknya... *geleng-geleng, ngelus dada...haha :D
Ternyata kabar kepulangan ini
terdengar sampai telinga calon suami dan calon mertua *(naaah loooh...) dari
sinilah muncul satu penilaian untuk saya bahwa Windi itu ceroboh dan keras
kepala...pas mantab tepat dan sesuai adanya...hahahaa... :D
Alhamdulillah sesampainya di rumah
saya merasakan suasana haru bercampur bahagia atas segenap perjuangan selama
satu bulan yang penuh ujian. Saatnya berbenah mempersiapkan hari bahagia yang
melegenda sepanjang masa. :D