Senja nan indah, lautan bintang nan memesona
mengantar kepergianku sejenak dari ibukota untuk satu hari yang dinanti, 1 Oktober 2012
senin yang cukup memacu adrenalin :)
Menjelang
kepulangan untuk prosesi khitbah 1 Oktober 2012, terjadilah negosiasi antara
kami mengenai perjalanan pulang. Awalnya kami memutuskan untuk pulang
sendiri-sendiri dan bertemu di kota kelahiran Magetan saja, namun ternyata
beliaunya menghendaki untuk pulang bareng toh liburnya juga bareng. Dipesankanlah
oleh beliaunya dua tiket untuk perjalanan kami.
29
Desember 2012, pagi hari saya masih berjibaku dengan kegiatan wisuda mahasiswi
angkatan ke-IV Akademi Kebidanan Pelita Ilmu di Hotel Kartika Chandra sampai
jam 12.00. Kebetulan saya ada di sie acara, jadi dibagi-bagi dulu
fikirannya.hehee.. Setelah makan siang dan setelah ganti kostum, saya melaju ke
Terminal Gambir nebeng Bu Ade yang kebetulan juga hendak naik kereta dari
St.Gambir ke Indramayu. Sekitar 2 jam saya tertidur pulas di atas Bus Damri
kendaraan Bandara Soetta, tiba-tiba saya terbangun ketika kondektur meneriakkan
“ya, persiapan bagi yang turun di terminal 1c “. Haaah, tak terasa sampailah
saya di Soekarno Hatta.
Yah,
ini adalah kali ke empatnya saya ke Bandara Soekarno-Hatta namun ini adalah
pertamanya saya ke tempat ini untuk benar-benar terbang. Agak sedikit bingung
mesti ngapain selanjutnya setelah sampai disini, namun saya berusaha untuk
tetap tenang dan dingin, mengikuti instruksi mas bos untuk tetap di tempat
menunggu kedatangannya transit dari PNK, siappp laksanakaaann! :D.
Beberapa
saat kemudian saya menemukan tempat yang pas untuk menunggu sembari nyemil Roti
B*y dan sebotol Aq*a di Red Corner, tidak lama kemudian setelah menanyakan
letak posisi melalui telepon kami pun bertemu juga. Kesan pertamaku melihatnya
adalah “Ah busyeet, jenggotnya udah panjaaaaaang bangettts.” *hahahaa, koplak!
:D
Dalam
hitungan menit kami pun memutuskan untuk segera check in, boarding dan
perjalanan dimulai setelah beberapa saat cukup lama menunggu antrian take off.
Banyak hal yang kami perbincangkan dalam upaya mengusir malu dan canggung
seiring laju Sriwijaya di kursi 23 D dan 23 E.
Beberapa
saat setelah goncangan yang mengikuti proses menembus awan dalam ketinggian
28.000 kaki, sesekali kupandangi celah jendela, nampak indah bumi ciptaan-Nya,
kota jakarta nampak luar biasa. Lautan bintang terbentang sejauh mata memandang
seiring sirnanya senja di sabtu itu. Seindah hati kami yang sedang berjuang mengupayakan
cinta yang masih malu-malu. Ah, indah nian senja itu. Night Flight, I love it
and I love you *uups!. :D
Satu
jam kemudian sampailah kami di Adi Soetjipto Jogja, dan kamipun segera berjalan
ke luar untuk menghadang bus yang akan mengantarkan kami ke sebuah kota
kelahiran. Yak, Sumber Kencono. Selama kurang lebih 3,5 jam kami melaju bersama
bis itu. Dinginnya AC terkalahkan oleh rasa kantuk kami, dan kami pun terlelap
sepanjang perjalanan hingga tak terasa sudah sampai di Maospati.
Bapak
dan Mas Wisnu (kakak pertama saya) sudah menjemput kami dan beberapa saat
menunggu kehadiran kami namun kami tak segera melanjutkan perjalanan ke rumah
melainkan berhenti sejenak di Warung Pecel Ayam Lamongan di sudut terminal
maospati. Dalam khilafnya aku menyikat habis sepiring nasi, ku lirik ke arah
piringmu, ah ternyata aku kalah santun denganmu* dalam
menyantap makanan. Ketika piringku sudah kinclong, kudapati nasi masih separuh
dipiringmu. Tak hanya itu, ternyata dirimu lebih nyunnah*, dengan penuh
kesabaran engkau habiskan nasi itu menggunakan tiga jari sebagaimana sunnah
nabi. *Jlebbb, ah maluuu pake bangett... :D
Alhamdulillah kenyang, kami pun
segera meluncur pulang, dan hari telah berganti. Terimakasih untuk perjalanan pertama
yang melegenda sepanjang masa. Hmmm...Night Flight, I like it and I love you *Uups!
:D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar