Pages

Ads 468x60px

Labels

Kamis, 29 November 2012

berakit-rakit ke Jawa, berenang-renang ke Kalimantan...


berakit-rakit ke Jawa, berenang-renang ke Kalimantan
bersakit-sakit awalnya, bersenang-senang kemudian...

untuk sebuah asa menuju bahagia..... *tariik maaangg! :D
Bulan Oktober berlalu dengan segenap rasa galau nano-nano. Tak hanya itu, semua kejadian berbentuk ujian datang, terutama masalah-masalah di kantor yang membuat saya males ngapa2in, maunya moloor aja di kasur dan bangun-bangun udah tanggal 25 saatnya cuti dan pulaaaaaangggg. Ah tapi itu hanya mimpi, karena semuanya harus dihadapi. Yeeeaaaaah....! >,< /’

Ada yang galau mendengar kabar saya mau menikah, ada yang kurang senang dengan kabar bahagia ini, ada yang sempat harus merenovasi hati *(uuups, maap-maap... :D ) , ada yang wajahnya semringah bahagia minta segera ditularin, ada yang legaa akhirnya saya laku juga, nano-nano deh reaksinya...haha.. Dan semuanya cukup disenyumin dan diterima dengan kelapangan... :D

Ada yang cukup menguatkan adalah nasihat dari Mpok Ely ( ibu asrama bagian konsumsi) katanya dengan logat betawinya, “Emang daaah Mba Windi, kalo mau nikah itu ujiannya banyak ada-ada baeee daah, yang sabaaaar bae yak menunggu hari bahagia yaaa...”. Memang benar juga kata Mpok Elly, tak ada kebahagaiaan yang diraih tanpa peluh dan air mata... #Eeeaaa,..... :p

Ini beberapa cuplikan kejadian memesona menuju hari bahagia:
Memang ini saat-saat yang cukup berat, berulang kali saya berorganisasi baru kali ini saya merasakan iklim yang benar-benar menyeramkan. Menyudutkan, memojokkan, fitnah, iri-dengki, hujatan itu tertuju pada saya...iiiihhh sereeeem deh pokoknya!. Dari sini saya benar-benar belajar langsung dalam sebuah laboratorium organisasi dunia kerja yang nyata horornya. Bersyukur saya hanya diam tak mengambil pusing, karena ternyata perlahan Allah menunjukkan bahwa yang benar itu adalah benar dan yang curang bin usil itu benar-benar curang. “Becik ketitik olo ketoro “ itu Bahasa Jawanya.
Ada potongan nasihat penguatan dari Ibunda pimpinan saya ketia saya dalam keadaan terpojokkan tak berdaya oleh fitnah, hujatan dan keirian rekan-rekan saya:
Sabaar ya mbak, biarlah waktu yang akan menjawab semuanya, waktu akan menunjukkan bahwa yang benar adalah benar dan yang curang akan nampak”.Ibu sangat berkenan untuk terus berbagi ilmu bersama dan yang berpotensi tak akan lekang oleh waktu, tindakan mereka itu adalah bukti ketidaksukaan terhadap kelebihan yang lain. Ibu benar-benar tahu kok mana yang tulus dari hati dan dibuat-buat.”Sudah yaaa, yang lalu biarlah berlalu, tatap hari esok yang bahagia yaa....”
Luaaarrr biasaaa, itu semua adalah kejujuran dari seorang pimpinan yang benar-benar jujur mengenakan kacamata objektifitas dalam memandang satu-persatu pasukannya. Saya pun semakin terpesona dengan sikap-sikap Ibunda ini. Dari sini juga saya belajar bahwa suatu hal yang kita kerjakan dengan ketulusan dari hati maka akan sampai ke hati. Saya belajar bahwa setiap orang yang datang dari tanah yang berbeda itu berpengaruh pada perbedaan karakternya juga. Saya pun belajar bahwa nasihat terbaik adalah teladan. Pun saya belajar bahwa apa yang kita dapatkan itu berbanding lurus dengan apa yang kita berikan, ketika kita menginginkan perlakuan baik dari orang lain maka disitu juga kita harus memberikan yang terbaik untuk orang lain. 
***************

Persiapan Outbond @ Curug Naga
Dicemongin oli sama bocah-bocah senat :D
Ada yang lebih tidak wajar lagi mungkin bagi beberapa pembaca yang meyakini dan melakoni proses “pingitan” bagi calon manten. Percaya atau tidak, H-10 hari saya masih mendaki naik-turun gunung di Curug Naga Megamendung Bogor mendampingi senat mahasiswa yang sedang mengadakan kegiatan tafakur alam dan baksos di sana. Ahhh, dunia mahasiswa memang selalu mempesona dan saya suka! :D Outbond dengan medan yang curam dan mendaki, menyeberang sungai dan bebatuan besar adalah hal yang menyenangkan. 
Bersiap terjuuun.... *byuuuurrrr...!
Ada yang lebih mengesankan adalah terjun ke suangai yang dalamnya 6 meter dan tinggi tebingnya 5 meter dari permukaan air, oh woooow! :D Ada degup kencang saat kaki hendak meloncat ke sungai, fikirku dihantui oleh akad nikah yang tinggal 10 hari lagi, akhirnya dengan kalimat takbir sayapun terjun ke bawah.... *Mak byuuuuuuuurrrrrrrrrr..........!!! “Petakilan banget ini calon manten yak”, kata beberapa mahasiswa saya. “Ah..sabodo teuing ah....yang penting selamat...” gumam saya sambil ketawa-tawa..haha :D

Byuuuuurrr.....! :D @Curug Naga

            Akhirnya sampailah juga di hari Rabu 24 Oktober 2012, saatnya pulang ke rumah rehat sejenak dari aktifitas kerja kantoran yang melelahkan, yuuuk siapkan hari bahagia. Tidak berhenti di sini, ujian yang lain masih mau mampir juga di hari ini. Yak, saya dan hepi ketinggalan bis yang akan saya tumpangi mudik. Sudah bayar lunas, sudah dapet tiketnya hanya gara-gara Rapat_inggenah membahas keriweuhan iklim internal kantor yang sudah panas dingin dengan fitnah dan kecemburuan. Mau tidak mau yaaa harus beli tiket lagi, pas buka dompet ternyata uang kosong, ATM mlompong. Yuuk, ambil jalan tol tang-mengutang dulu laaaah..hahaa :D. Bersyukur dapet pinjeman Rp 300.000 buat beli tiket bis abal-abal “Harta S*nj*ya” berdua sama Hepi yang sepanjang jalan bisnya bunyi “kriiit-kriiit” dan ternyata cuma kembali Rp 10.000 naah pas banget buat beli nasi goreng untuk makan malam. Waaah, sepertinya tidak bisa dilanjutkan ceritanya, karena semakin ke sana semakin mengenaskan. Pokok intinya adalah itu mudik pertama dan terakhir dalam keadaan penuh derita, sudah ketinggalan bis, dapet bis abal-abal, ga ada uang sepeser pun hanya sekedar beli tahu asin atau aqua. Miriiiis deeeh pokoknya... *geleng-geleng, ngelus dada...haha :D
            Ternyata kabar kepulangan ini terdengar sampai telinga calon suami dan calon mertua *(naaah loooh...) dari sinilah muncul satu penilaian untuk saya bahwa Windi itu ceroboh dan keras kepala...pas mantab tepat dan sesuai adanya...hahahaa... :D
            Alhamdulillah sesampainya di rumah saya merasakan suasana haru bercampur bahagia atas segenap perjuangan selama satu bulan yang penuh ujian. Saatnya berbenah mempersiapkan hari bahagia yang melegenda sepanjang masa. :D

Kamis, 22 November 2012

Pinangan bertabur hamdalah.... :) 1 Oktober 2012








“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, 
dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. 
Jika mereka miskin, Allah akan menjadikan mereka kaya dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” 
(QS. An-Nur: 32)

Setelah dirasa cukup kami saling mengetahui dan mengenal, saling memahami tujuan dari pertemuan dan perkenalan, maka sudah saatnya untuk segera saling mengutarakan maksud kepada orang tua. Senin, satu oktober tiba, sedari pagi sudah berjibaku menyambut kedatangan tamu terkecuali diriku. Saya diculik (*teringat peristiwa rengasdengklok..haha..lebay mode:on) lantaran ada hal lain untuk saya dan mas siapkan serta akan ada hal-hal yang ingin ditanyakan oleh bapak calon mertua *diinterogasi dulu katanya.hihi.
Merujuk pada hasil diskusi kami di malam sebelumnya sembari menyantap bakso rusuk, akhirnya kami putuskan untuk mahar kami nanti adalah perhiasan emas, dari situlah sedari pagi kami berputar-putar kota Magetan untuk memesan sepatu titipan teman-teman mas dilanjut ke Madiun untuk membeli perlengkapan mahar.
Antara canggung, malu, dan ja’im saya dipaksa untuk memilih kalung dan cincin. Hmmm, rasanya seperti mau dijorokin masuk jurang. Uppsss, kok ada ja’imnya...? iya takut milihnya kemahalan, takut tidak sesuai budget pribadi masnya, takut kalau kemahalan terus masnya geleng-geleng sambil mbatin “hmmm, ckckck ini kok pilihanyya horor banget yaa....*, Hahaha. Maap-maap mas, saya sempat su’udzon waktu itu. Habisnya bingung..hehehee. Sempat diledekin juga sama penjualnya, “Mba, jangan malu-malu, kalo ga mau sini buat saya saja...”. Saya pun hanya tersenyum simpul menahan malu yang mengharubiru. Setelah beberapa saat kemudian usailah kegiatan yang paling menggalaukan ini. *Hahaaa....
Sampai di rumah calon mertua sudah jam 4-an, agak kesorean dikit karena lapar melanda di tengah perjalanan, dan sate kambing menjadi pilihan kami untuk berhenti sejenak memenuhi hak perut. :D . Diringi backsound lagunya Richard Marx - Right Here Waiting For You kami berdua sempat diinterogasi oleh bapak dan ibu calon mertua, bahasa jawanya “ditanting” mengenai keinginan kami berdua dan komitmen kami berdua untuk melanjutkan proses ke tahapan berikutnya yaitu khitbah setelah proses ta’aruf yang difasilitasi oleh kedua orang tua kami terlewati dengan lancar. Alhamdulillah interogasi berjalan dengan baik dan malam ini juga selepas maghrib mas sekeluarga akan menghadap ke orang tua saya untuk meminta saya. *Khitbah yuuuuk!.
Alhamdulillah, sampai juga saya di rumah sekitar pukul 18.00, nampak banyak hidangan yang sudah siap di meja. Saudara-saudara saya juga satu persatu mulai tiba di rumah. Bapak dan ibu sibuk mempersiapkan semuanya. Saya pun bergegas sholat maghrib dan merapikan diri, mengenakan gamis putih dengan sedikit aksen coklat yang memang dirancang biar matching dengan koko yang dikenakan mas eko malam ini. Yah, sekali seumur hidup harus disiapkan sebaik mungkin. :D


Sekitar pukul 19.00 lewat dikit, rombongan calon besan tiba, hati mulai berdegup, bapak ibu dan semua saudara menyambut bersalaman satu-persatu dengan bahagia *(gupuh) dan beberapa menyilahkan duduk *(lungguh) serta sebagian saudara-saudara saya menyiapkan minuman dan snack seadanya *(suguh).
Setelah bercakap ringan sejenak, mulailah acara dibuka oleh bapak saya sendiri sebagai tuan rumah merangkap MC. Maap bukannya kemaruk tapi begitulah bapak, selagi bisa beliau melakukan sendiri maka akan diusahakan semuanya semampunya beliau. Setelah dibuka dengan ‘ulumul kitab dilanjut dengan ucapan selamat datang tibalah saatnya dari bapak calon besan menyampaikan maksud dan tujuan dari kedatangannya bersama putra laki-lakinya. Sesekali saya melirik ke arah masnya dan ternyata beliaunya tertunduk dalam diam sembari menahan degup-degup kencang dalam hatinya *(sotoy banget nih akunya,,,,hahaa). Kalimat-kalimat pinangan telah disampaikan dengan penuh santun, rapi dan mengena oleh bapak calon besan. Seketika seusainya bapak saya menyambut pinangan tersebut dan menerima niat baik untuk menyatukan dua keluarga ini dalam bingkai pernikahan putra-pitrinya. Alhamdulillah...


Tidak hanya itu, dalam momen ini juga disepakati mengenai rencana tanggal dan hari untuk akad nikah dn walimah, setelah dimusyawarahkan dengan baik, akhirnya disepakati bersama bahwa Kamis, 1 November 2012 pukul 08.00 InsyaAllah akan dilaksanakan akad-nikah Windi dan Eko, sedangkan walimah atau resepsi akan dilaksanakan pada hari yang sama mulai pukul 10.00 sampai tutup hari kamis tersebut. Alhamdulillah, sgala puji hanya untuk Allah. :')

“Ada tiga golongan yang pasti ditolong oleh Allah 'azzawajalla atas mereka yaitu Al mukaatab (seorang budak yang ingin memerdekakan diri dengan cara bekerja keras) untuk melunasi hutangnya, orang yang menikah demi menjaga diri dari perbuatan maksiat dan para pejuang di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah)


Jika datang kepadamu seorang yang kamu senangi agama dan akhlaknya maka nikahkanlah (putrimu) dengannya. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan dipermukaan bumi ini.  (HR.Tirmidzi)



Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdziban
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
_QS. Ar-Rahman_

Rabu, 21 November 2012

Night Flight, I Like It (and I L*ve y0u...)#Upsss!


Senja nan indah, lautan bintang nan memesona
mengantar kepergianku sejenak dari ibukota untuk satu hari yang dinanti, 1 Oktober 2012
senin yang cukup memacu adrenalin :)



Menjelang kepulangan untuk prosesi khitbah 1 Oktober 2012, terjadilah negosiasi antara kami mengenai perjalanan pulang. Awalnya kami memutuskan untuk pulang sendiri-sendiri dan bertemu di kota kelahiran Magetan saja, namun ternyata beliaunya menghendaki untuk pulang bareng toh liburnya juga bareng. Dipesankanlah oleh beliaunya dua tiket untuk perjalanan kami.
29 Desember 2012, pagi hari saya masih berjibaku dengan kegiatan wisuda mahasiswi angkatan ke-IV Akademi Kebidanan Pelita Ilmu di Hotel Kartika Chandra sampai jam 12.00. Kebetulan saya ada di sie acara, jadi dibagi-bagi dulu fikirannya.hehee.. Setelah makan siang dan setelah ganti kostum, saya melaju ke Terminal Gambir nebeng Bu Ade yang kebetulan juga hendak naik kereta dari St.Gambir ke Indramayu. Sekitar 2 jam saya tertidur pulas di atas Bus Damri kendaraan Bandara Soetta, tiba-tiba saya terbangun ketika kondektur meneriakkan “ya, persiapan bagi yang turun di terminal 1c “. Haaah, tak terasa sampailah saya di Soekarno Hatta.
Yah, ini adalah kali ke empatnya saya ke Bandara Soekarno-Hatta namun ini adalah pertamanya saya ke tempat ini untuk benar-benar terbang. Agak sedikit bingung mesti ngapain selanjutnya setelah sampai disini, namun saya berusaha untuk tetap tenang dan dingin, mengikuti instruksi mas bos untuk tetap di tempat menunggu kedatangannya transit dari PNK, siappp laksanakaaann! :D.
Beberapa saat kemudian saya menemukan tempat yang pas untuk menunggu sembari nyemil Roti B*y dan sebotol Aq*a di Red Corner, tidak lama kemudian setelah menanyakan letak posisi melalui telepon kami pun bertemu juga. Kesan pertamaku melihatnya adalah “Ah busyeet, jenggotnya udah panjaaaaaang bangettts.” *hahahaa, koplak! :D
Dalam hitungan menit kami pun memutuskan untuk segera check in, boarding dan perjalanan dimulai setelah beberapa saat cukup lama menunggu antrian take off. Banyak hal yang kami perbincangkan dalam upaya mengusir malu dan canggung seiring laju Sriwijaya di kursi 23 D dan 23 E.
Beberapa saat setelah goncangan yang mengikuti proses menembus awan dalam ketinggian 28.000 kaki, sesekali kupandangi celah jendela, nampak indah bumi ciptaan-Nya, kota jakarta nampak luar biasa. Lautan bintang terbentang sejauh mata memandang seiring sirnanya senja di sabtu itu. Seindah hati kami yang sedang berjuang mengupayakan cinta yang masih malu-malu. Ah, indah nian senja itu. Night Flight, I love it and I love you *uups!. :D
Satu jam kemudian sampailah kami di Adi Soetjipto Jogja, dan kamipun segera berjalan ke luar untuk menghadang bus yang akan mengantarkan kami ke sebuah kota kelahiran. Yak, Sumber Kencono. Selama kurang lebih 3,5 jam kami melaju bersama bis itu. Dinginnya AC terkalahkan oleh rasa kantuk kami, dan kami pun terlelap sepanjang perjalanan hingga tak terasa sudah sampai di Maospati.
Bapak dan Mas Wisnu (kakak pertama saya) sudah menjemput kami dan beberapa saat menunggu kehadiran kami namun kami tak segera melanjutkan perjalanan ke rumah melainkan berhenti sejenak di Warung Pecel Ayam Lamongan di sudut terminal maospati. Dalam khilafnya aku menyikat habis sepiring nasi, ku lirik ke arah piringmu, ah ternyata aku kalah santun denganmu* dalam menyantap makanan. Ketika piringku sudah kinclong, kudapati nasi masih separuh dipiringmu. Tak hanya itu, ternyata dirimu lebih nyunnah*, dengan penuh kesabaran engkau habiskan nasi itu menggunakan tiga jari sebagaimana sunnah nabi. *Jlebbb, ah maluuu pake bangett... :D
            Alhamdulillah kenyang, kami pun segera meluncur pulang, dan hari telah berganti. Terimakasih untuk perjalanan pertama yang melegenda sepanjang masa. Hmmm...Night Flight, I like it and I love you *Uups! :D.

Untuk satu hari yang akan melegenda selamanya...



Hari terus berganti dan kami pun bahu membahu mengikhtiarkan cinta hingga tiba waktunya dengan sebaik-baik persiapan yang dapat kami lakukan. Untuk satu hari yang akan selamanya melegenda bagi kami berdua sekeluarga.


Koordinasi untuk menentukan hari khitbah dan akad-walimah dimulai, bukan hanya antara kami berdua namun juga bersama dengan orangtua. Kebetulan jarak yang cukup jauh antara Magetan dan Pontianak juga harus dipertimbangkan, agar mas tidak keseringan bolak-balik berhubung perjalanan yang singkat harus dibayar dengan ongkos yang besar, jadi ya harus ditimbang-timbang momentnya menyesuaikan kesempatan untuk bisa libur atau cuti dari pekerjaan kami.
Awalnya disepakati tanggal 25 Oktober khitbah dan 31 Oktober Akad-Walimah, namun ternyata waktu jeda antara khitbah dan akad-walimah terlalu dekat. Setelah dibahas antara dua keluarga akhirnya di sepakati tanggal 1 Oktober khitbah dan 1 November Akad-Walimah, jadi intinya kalau dihitung-hitung ya H-50an laah..waaah makin deg-degan. Dalam 50 harian kami harus mempersiapkan dari A sampai Z. *Trus guemesti bilang uwoooow gitu...? haha.
Mendekati tanggal 1 Oktober 2012, semua mulai ribet. Bapak ibu di rumah mulai berbenah merapikan rumah dari ujung depan halaman sampai ujung belakang kandang ayam. Ya, mulailah kami menggalaukan design undangan, model baju akad-walimah, konsep walimah mau seperti apa, dan kapan bisa mulai cuti libur untuk kepulangan pertama di acara khitbah 1 Oktober nanti
Ini beberapa moment-moment yang masih terekam jelas oleh memori saya :
3 September 2012 : Saya menerima paketan buku pegangan menyambut hari bahagia dari mas yang judulnya “Barokallahu Laka – Bahagianya Merayakan Cinta” karangan Salim A Fillah. *Trimakasih, jazakallahu khoiron katsiiro buat Mas Oke... ups!kebalik..!           Mas Eko...hihi..
11 September 2012 : Saya mulai browsing2 design baju untuk walimah yang simpel dan elegan juga murah.haha..
12 September 2012 : Saya meluncur ke Pasar Tanah Abang beli-beli baju dan bahan untuk persiapan khitbah dan walimah.
15 September 2012 : Kami mulai hunting design undangan dan souvenir. Mulai yang unik dan unyu-unyu sampai yang geje-geje.
25 September 2012 : Mulai galau antara melanjutkan tinggal di asrama atau ngontrak. Mulailah hunting kontrakan di sekitar kantor di daerah Bojongsari.

Yah, itulah kegundahan, kegalauan dan keriweuhan kami dalam proses menyiapkan pernikahan yang melegenda bagi kami. Riweuhnya minta ampuuun, pokoknya cukup sekali saja, gak akan dan gak mau mengulangi lagi. *upps!
Semua itu kami koordinasikan dan kami selesaikan hanya dengan alat komunikasi baik telephon, sms, email maupun melalui jejaring sosial berupa facebook dan whatsapp. Alhamdulillah, jamannya udah maju dan canggih, jadi jarak          Pontianak – Depok bukanlah hambatan yang menghalangi bagi kami. Trimakasih para teknokrat yang sudah menemukan fasilitas2 komunikasi yang ecieeeee bangeeeeet... :p *hahaa...

Selasa, 20 November 2012

For The Rest of My Life




I praise Allah for sending me you my love
You found me home and sail with me
And I`m here with you
Now let me let you know
You`ve opened my heart
I was always thinking that love was wrong
But everything was changed when you came along
And there’s a couple of words I wanna say

For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Until the end of my time
I`ll be loving you, loving you
For the rest of my life
Through days and nights
I’ll thank Allah for opening my eyes
Now and forever I
I`ll be there for you
I know it deep in my heart
I feel so blessed when I think of U
And I ask Allah to bless all we do
You`re my wife & my friend & my strength
And I pray we`re together in Jannah
Finally now I’ve found myself, I feel so strong
I guess everything was changed when you came along
And there’s a couple of words I wanna say
For the rest of my life
I`ll be with youI`ll stay by your side honest and true
Until the end of my time
I`ll be loving you, loving you
For the rest of my life
Through days and nights
I’ll thank Allah for opening my eyes
Now and forever I
I`ll be there for you
I know it deep in my heart
And  now that you`re here
In front of me I strongly feel love
And I have no doubt
And I sing it loud that I will love U eternally
For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Until the end of my time
I`ll be loving you, loving you
For the rest of my life
Through days and nights
I’ll thank Allah for opening my eyes
Now and forever I
I`ll be there for you
I know it deep in my heart

Jumat, 19 Oktober 2012

Yes, I do... Let's WE go... :)



Hari berganti, sekembalinya mas ke pulaunya, saya pun di rumah semakin gelisah #(weeeeew...lebaaaai banget pakai gelisah segala, terlalu mendramatisir). Ya, ibu, bapak dan mas beserta istri smakin giat mem"provokasi".Heheee. Setiap hari saya mendengarkan pidato kenegaraaan yang sesuatu bangeeet deh pokoknya. 
Setelah hari-hari itu, kami mulai menjalin komunikasi melalui sms, telephone dan sejenisnya. Semakin hari kami semakin saling mengenal sedikit demi sedikit. Saya jadi tau ternyata masnya jago masak*. Dan yang membuat saya ga habis fikir adalah pengakuannya yaitu ternyata semenjak bapaknya menyampaikan maksud perjodohan sejak 3 bulan yang lalu kepada beliau maka seketika itu beliau mencari tahu saya melalui "mbah google", beliau menyampaikan telah menemukan beberapa hal informasi mengenai saya dari google. #(Hmmm...Geleng-geleng... hehehee..). 
Ya, semakin hari maka pembicaraan saya dan beliaunya pun semakin serius diperantarai oleh ibu saya secara langsung. Yah, jadilah saya mbak "siti nurwindi" #(uups becandaaaa). Saya menikmati semua proses itu. Saya berkonsultasi dengan saudara saya, berkonsultasi dengan ayang Mulki yang kebetulan "senasib"#(piiisss) :p, berkonsultasi juga dengan salah satu Idola saya Bu ade (ibu direktur saya) yang kebetulan juga "senasib", berkonsultasi dengan guru saya, dan satu yang tidak pernah terlewatkan yang senantiasa membersamai saya dalam serangkaian proses ini adalah Allah SWT.
Hingga Sampailah pada sebuah pertanyaan mengnai kapan dan bagaimana mengenai kelanjutan cerita antara saya dan beliaunya ke depan via whatsapp . Inilah cuplikannya: 
ESW : Kalau yang dimaksud itu hubungan kita mah, ya bila memang kita sudah sama-sama ngerasa klop dan sama-sama siap untuk melengkapi separuh agama, ya hayuk kita menghadap orang tua untuk menyampaikan visi-misi yang hendak dicapai dalam berkoalisi kepada orang tua"
WW: Bismillah, setelah melalui beberapa kali istikhoroh, insyaAllah diterima. Teriring dengan ridho orang tua, InsyaAllah Windi ridho menikah dengan Mas Eko. Semoga semakin menguatkan keimanan dan keislaman windi sekeluarga. Semakin mengokohkan langkah demi langkah di jalan dakwah. Lillah, Billah, Fillah, Aamiin Ya Robbal Alamiin"
ESW : Speechless...:')
(Depok-Pontianak, 2 September 2012)

Yap, itulah cuplikannya... Sekilas dan sekelumit cerita awal dari koalisi kami, mohon do'anya... Semoga barokah mengiringi setiap langkah ikhtiar kami. Aamiin...

izinkan aku mengenalmu...



Rabu, 4 Syawal...
Banyak sekali acara reuni hari ini, mulai dari reuni MI, reuni SMP dan reuni SMA sekalian silaturohim ke rumah guru-guru sekolah dengan teman-teman. Saya sudah menjanjikan kedatangan pada teman-teman, dan memang saya baru punya waktu luang setelah jam 1-an siang. Pada jam itulah si mas berencana ingin silaturohim lagi ke rumah sembari saling mengenal lebih dalam. Semuanya sudah saya atur jadwalnya.
Pagi-pagi ibu saya sudah heboh dengan jadwal saya, beliau meminta saya untuk mengcancel jadwal reunian saya. Ibu meminta saya untuk fokus menjamu si mas saja karena kebetulan besoknya si mas sudah harus terbang ke pulau seberang, Kalimantan, untuk kembali beraktivitas lantaran liburnya sudah habis. Hmmm, apa boleh buat, akhirnya dengan berat hati saya batalkan semua agenda reunian sebagaimana yang ibu dan bapak minta. Sekitar jam 9-an beliau sampai rumah, langsung bertemu dan bercakap ringan dengan orang tua saya. Kami pun sarapan bersama dengan obrolan-obrolan ringan di sela-sela makan.
Seusai makan maka agenda perkenalan dimulai. Puncak Lawu dan Telaga Sarangan menjadi tempat tujuan kami bersama. Sepanjang perjalanan banyak hal yang kami perbincangkan, tentang membandingkan pemerintahan bupati Magetan dan Kalimantan, tentang hukum haram dan halal makan kulit sapi, tentang gaya hidup orang Kalimantan, tentang menu makanan, tentang perjuangan bisa sampai ke Kalimantan, tentang kegiatan kuliahku, tentang murid-muridnya, tentang pekerjaan dan semuanya. Tak jarang kami berhenti di sudut-sudut jalan yang mempunyai nice view untuk diabadikan pemandangan-pemandangan sepanjang perjalanan itu.
Setelah sholat ashar kami bersama-sama memutuskan untuk turun dan pulang. Di tengah perjalanan tiba-tiba beliau membelokkan kemudi untuk singgah di reunian SMPnya, antara mau dan tidak mau, ya sudah ikuti saja. Ternyata kami satu almamater SMP meski memilki selisih tahun yang lumayan, jadi masih agak nyambung ketika beliau2 bercerita mengenai guru-gurunya..hehee.
Hari pun mulai gelap, saatnya berpisah untuk esok hari beliau berangkat ke West Borneo dan saya masih menunggu hari kembali ke Depok.                                             Ya, itulah pertemuan ketiga kami, judulnya adalah “Izinkan aku mengenalmu”,    (#ah lebaaaaiiii.....hehehee).
Ya Allah semoga Engkau berkahi setiap ikhtiar kami.
.....bersambung

karena ridhoNya ada pada ridho orang tua...



Senin, 2 Syawal...
Beberapa saat setelah bertemu di Carefour rupanya ada SMS dari beliau untuk menanyakan apakah saya berkenan kalau hari ke-2 lebaran beliau hendak silaturohim ke rumah. Saya pun mempersilahkannya untuk mampir ke rumah sekalian bapak dan ibu ingin berbincang-bincang dengan beliaunya.
Pagi-pagi sekali ibu saya sudah heboh sendiri menanyakan mengenai rencana mas yang mau ke rumah, saya sampaikan ke ibu bahwa masnya akan datang sekitar pukul 9-an. Bapak pun mulai merapikan rumah sedari pagi, ibu juga meminta saya untuk segera merapikan diri, tapi entah kenapa ya rasanya kok males banget rapi-rapi. Saya menyengaja tidak mempersiapkan diri, biarlah ibu dan bapak yang menyambut kedatangannya.
Tidak lama kemudian terdengar suara ibu memanggil saya dari dalam rumah, menginformasikan bahwa tamunya sudah datang. Sengaja saya lama mempersiapkan diri agar bapak dan ibu dulu aja yang ngobrol. Sampai sekitar 30 menit-an saya baru keluar dengan malas-malas (#upps maap nih jujur bangets) hehee.
Jangan ditanya bagaimana perasaanya menyambut tamunya...? Seingat saya rasanya tidak gimana-gimana, biasa aja dan lempeng-lempeng aja. Kami pun mulai berbincang ngalor ngidul gak karuan dengan bahasa Jawa campur Indonesia, tentang  perantauan, tentang masa sekolah, tentang kuliah, tentang Depok, tentang Bandung, dan dengan sangat bersemangat beliau menceritakan tentang Kalimantan mulai dari makanan, gaya hidup penduduk asli, keadaan air, pemerintahan dan saya hanya mengangguk-angguk menjadi pendengar. Sangat terlihat supel*nya beliau, tak henti-hentinya beliau selalu berusaha memecah keheningan, dan kebosanan.
Waktu berjalan, hati saya sudah mulai gelisah, kenapa? Karena kok betah banget ya ini si mas ga pamit-pamit. Padahal ada beberapa agenda silaturohim ke saudara, akhirnya semua agenda itu canceled dulu. Terdengarlah adzan dzuhur berkumandang, beberapa saat kemudian beliaunya izin mau numpang sholat dan kemudian pulang. Legaaaa...akhirnya pulang juga (#uuupsss). Setelah pamitan dg ibu bapak, beliaunya langsung capcuuuussss. (#Ayeeeyeee...)
Senja tiba, ibu bapak mengajakku jalan-jalan sore nyari sate ke daerah dekat kecamatan, “aahhh, ini pasti ada maunyaaa...”, gumamku dalam hati. Benar ternyata, ada pidato kenegaraan yang mengiringi saya nyopir sepanajang perjalanan. Ada pesan-pesan khusus yang intinya:
Sudahlah, mau menunggu yang bagaimana lagi...? kalau yang sholeh, santun, siap dan mampu untuk hidup bersama sudah ada dan dari keluarganya sudah meminta lalu sekarang mau nyari lagi yang kyak gimana...? apakah masih kurang...? mana qona’ahnya...? Ibu dan bapak sudah kenal baik dengan orang tuanya, semuanya santun dan bersahaja. InsyaAllah ini yang terbaik, ini jawaban dari do’a-do’a panjang ibu, bapak dan mbah ti untukmu selama ini, nak. Silahkan difikir matang-matang, difahami dan di istidorohkan yaa. Ibu, bapak, mbah ti sekeluarga sudah merestui dengan sepenuh hati. InsyaAllah dengan restu dan do’a kami yang mengiringi, hidupmu dan keluargamu kelak akan bahagia dan barokah. Ibu dan bapak selalu mendo’akan yang terbaik dan InsyaAllah inilah yang terbaik, selamat mengikhtiarkan cinta ya, nak.”
Saya hanya tersenyum sembari sepatah dua patah kata menjawab, “nggiih buk, nggih pak”. Jangan ditanya bagaimana hati saya, saya tak mampu mengungkapkannya, yang ada dipikiran saya adalah bayangan betapa bahagianya orang tua saya kalau saya menerima semuanya tanpa memikirkan apakah saya (sudah) jatuh cinta atau minimal ada rasa suka atau minimal kecenderungan terhadapnya. Jawabannya adalah bahwa semua rasa itu belum ada sama sekali, yang ada dipikiran saya hanya ridho Allah ada pada ridho orang tua, itu saja, cukup. 

.......bersambung

Kamis, 18 Oktober 2012

First Time I meet You




Sabtu, 29 Ramadhan...
Setelah menyelesaikan serangkaian ujian untuk mendapatkan SIM A di Polres Magetan, saya, ibu dan bapak melanjutkan perjalanan ke Madiun, tempat yang kami tuju adalah Matahari - Hypermart Madiun untuk mengambil netbook yang diservis beberapa hari yang lalu. Sembari menunggu instalan netbook yang belum selesai, saya memutuskan mengajak ibu masuk ke Hypermart unt mencari cemilan, softdrink atau dan beberapa snack yang akan dihidangkan di meja rumah menyambut lebaran esok hari.
            Lorong demi lorong kami susuri sembari melihat-lihat semua yang dipajang di setiap rak dan sampailah di sebuah lorong dengan posisi saya berjalan di depan ibu. Seketika itu dari arah yang berlawanan saya lihat bapak separuh baya dengan istrinya dan sekeluarganya tersenyum ke arah saya. Sayapun bingung dan segera menghampiri ibu yang berada di belakang saya yang masih memilih-milih barang, “buk, itu ada yang senyum ke kita siapa ya, bu...?. Dengan terkaget-kaget ibu langsung berjalan menghampiri bapak-ibu dan sekeluarganya tersebut untuk menyalami satu persatu, “ Ya Allah... Pak tris, mboten sengojo kok kepanggih wonten mriki” (read: Ya Allah, Pak Tris ga di sengaja ini kok malah ketemu di sini), ucap ibu sembari ketawa bercampur kagok dan kikuk. Ibu pun memintaku untuk ikut menyalami Pak Tris dan sekeluarganya.
            Ya, satu persatu saya menyalaminya, mulai dari Bapaknya, Ibunya, Adik Laki-lakinya dan Adik perempuannya, hingga sampailah gilirannya kepadanya, ia menahan tangannya untuk bersentuhan dengan saya, sayapun menarik mundur kedua tangan saya sambil tertunduk. Mataku tak sanggup menatapnya, antara malu tapi penasaran juga. Setelah ibu usai bercakap-cakap sejenak, akhirnya ibu mengajakku beranjak. Sesaat sebelum beranjak sekilas aku memberanikan diri menengoknya kemudian berlalu pergi mengikuti langkah kaki ibu.
         Jangan ditanya komentar saya bagaimana setelah melihatnya pertama kali, jawabannya akan mengecewakan. Kenapa...? karena saya tidak bisa berkomentara apa-apa tentangnya. Bagaimana gambar wajahnya saya tidak bisa mengingatnya, apalagi baju apa yang dikenakannya. Tak ada yang mampu terekam dalam ingatan saya. Yang tertinggal hanyalah  bahwa perawakannya tinggi dan kurus, itu saja tidak lebih.
Aku tak tahu apa yang ku rasakanDalam hatiku saat pertama kaliLihat dirimu, melihatmuSeluruh tubuhku terpaku dan membisuDetak jantungku berdebar tak menentuSepertinya aku tak ingin berlalu
(Ungu - Percaya Padaku) #haha...nyanyi duyu...berasa film india..haha :D 
Saat beliau silaturohim ke rumah di lebaran ke-2, ia menceritakan asal muasal yang menggerakkan kakiknya sekeluarga ke Hypermart adalah untuk membeli TV lantaran TV yang selama ini ada sudah terbakar dan rusak.
Maha Suci Allah yang telah merancang skenario dari pertemuan kami. Masing-masing hati digerakanNya dengan alasan masing-masing, dan kami pun dipertemukan untuk pertama kalinya. Subhanallah...
.....bersambung

Dari Sinilah Semua Bermula...




Dari sinilah semua bermula. Orang tua kami yang mengawalinya. Suatu hari, di sekitar pertengahan tahun ini (2012) dengan tiba-tiba dalam sebuah percakapan ringan di telepon genggam ibu menyampaikan ada berita dari teman dekat ibu bahwa pimpinan di tempat ibu bekerja dengan keseriusan mengajak menyambung persaudaraan (read: besanan). Spontan ibu menanyakan “Piye nduk...? Siap opo ora...?” (read: Gimana nak...? Siap ga...?). Saya pun menjawb dengan ringan “Dijalanin aja dulu, bu... toh kita belum tahu gimana2nya kaan...?”. Ibu melanjutkan, “Masnya sementara tinggal di Kalimantan karena kerjanya di sana, namanya Mas Eko, anak pertama dari Pak Pri. Ibu juga sudah sampaikan rencana hidupmu ke depan dan dari pihak keluarga masnya menerima, katanya yang penting kenalan dulu. Ini no telepon masnya dan nanti ibu kasih nomer teleponmu ke bapaknya ya...?”.Singkat saya menjawab, “Nggih buk, pun monggo kerso panjenengan mawon.” (read: Iya bu, udah gimana baiknya terserah ibu aja).

Waktu berjalan, hari berganti hingga beberapa minggu, saya menerima SMS dari nomer asing yang mengaku namanya Mas Eko dengan beberapa pertanyaan -seingat saya- yang menanyakan apakah benar saya yang memiliki nama Windi Wardani, di mana saya bekerja dan di mana saya tinggal. Saya pun menjawab seperlunya sebagaimana yang ditanyakan oleh yang mengirim pesan.
Hingga beberapa minggu bahkan berganti bulan komunikasi pun hilang. Sesekali saat telepon ibu menanyakan apakah ada kabar dari mas eko, saya pun menyampaikan ke ibu bahwa tidak ada lagi kabar. Komunikasi antara kamipun terputus sampai beberapa waktu yang cukup lama. Dan tidak ada lagi pembahasan antara saya dan ibu mengenai perihal ini lahi.
Beberapa hari menjelang libur lebaran kembali saya mendapatkan SMS dari nomer asing. Karena memang saya tidak menyimpan nomornya, dengan lamat-lamat saya coba mengingat deretan nomor yang masuk dan munculah sebuah nama dari ingatan saya bahwa ini adalah SMS dari Mas Eko yang isinya, “Lebaran pulang ga...?”. Keesokan harinya saya baru membalasnya dengan kalimat seperlunya, “iya InsyaAllah pulang”.
Tanggal 27 Ramadhan, seperti para perantau yang lain, sayapun pulang ke kampung halaman. Sesampainya di rumah, di sela-sela obrolan sambil bercanda, ibu menanyakan kabar masnya dan sekali lagi meyakinkan saya untuk benar-benar mempertimbangkan secara matang tawaran perjodohan ini, ibu menyampaikan bahwa bapak dan ibu sudah memiliki kecenderungan dengan keluarga besarnya, tinggal bagaimana saya dan masnya esok atau lusa akan diajak silaturohmi untuk bertemu dan saling mengenal. Dengan penuh kegalauan saya menjawab “InsyaAllah”. Bagaimana saya bisa memikirkan tawaran ini, menyeriusi bahkan memantapkan hati lhawong ketemu dan melihat orangnya saja belum pernah. Galau, dan bingung...trus piye iki....?. Hehehee....
....bersambung

And it All Began when I Met You



When I Met You
There I was, an empty piece of a shell
Just mindin' my own world

Without even knowin'
What love and life were all about
Then you came
And brought me out of my shell
You gave the world to me
And before I knew
There I was so in love with you
You gave me a reason for my being
And I love what I'm feelin'
You gave me a meaning to my life
Yes, I've gone beyond existing
And it all began
When I met you
I love the touch of your hair
And when I look in your eyes
I just know, I know, I'm on to something good
And I'm sure, my love for you will endure
Your love will light up my world and take all my cares
Away where they can't bother me
You taught me how to love
You showed me how tomorrow and today
My love, is different from the yesterday
I knew, you taught me to love
And darlin' I will always cherish you
Today, tomorrow and forever..
And I'm sure, when the evening comes around
I know we'll be making love
Like never before
My love, who could asked for more
When I met you...
When I met you...


 

Our Friends

Sample text

Sample Text

...Jumlah Tamu...

Sample Text

Sample Text